BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Nikmat Pancaran Zam Zam



Air Zam Zam

Sejarah Air Zam Zam

Kisah ini disebutkan oleh Imam al Bukhari dalam Shahihnya, dari hadis Ibnu 'Abbas.

Suatu ketika, semasa di Mekah, Nabi Ibrahim menempatkan isterinya, Hajar dan anaknya, Nabi Ismail di suatu pohon besar yang terletak di sekitar Kaabah. Pada waktu itu, tiada seorang pun yang berada di Mekah melainkan mereka bertiga.

Selepas Nabi Ibrahim meletakkan sebuah karung berisi kurma dan air di tempat mereka berteduh, Nabi Ibrahim pergi meninggalkan Hajar dan Ismail tanpa berkata apa-apa. Namun, Hajar mengikuti Nabi Ibrahim lalu dia bertanya, "Wahai Ibrahim, ke manakah engkau akan pergi dengan meninggalkan kami sendiri di tempat yang tiada manusia lain, atau yang lainnya?"

Nabi Ibrahim tidak menoleh kepada Hajar dan Nabi Ibrahim juga berdiam diri. Pertanyaan itu diulangi terus oleh Hajar sampai akhirnya Hajar bertanya kepadanya,

"Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan hal ini?"

"Ya," jawab Nabi Ibrahim.

"Kalau begitu Allah tidak akan menyengsarakan kami,"seru Hajar. Kemudian, Hajar kembali ke tempatnya, dan Nabi Ibrahim meneruskan perjalanannya.

Apabila Nabi Ibrahim sampai di Tsaniyah (suatu jalan yang berbukit-bukit, arah jalan ke Kada'. Rasulullah juga melalui jalan tersebut ketika memasuki Mekah) keluarganya tidak dapat melihatnya lagi. Nabi Ibrahim menghadap ke arah Baitullah, lalu mengangkat kedua tangannya seraya berdoa:

"Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan solat, maka jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

[Surah Ibrahim:37]

Hajar menyusui Nabi Ismail dan meminum air daripada karung tersebut sehingga akhirnya air itu habis dan anaknya kehausan. Dia melihat anaknya dengan penuh cemas kerana anaknya menangis tidak henti. Selepas itu, dia pun pergi mencari sumber air kerana tidak sanggup melihat anaknya kehausan.

Dia pergi ke bukit yang terdekat, iaitu bukit Safa dan berdiri di atasnya. Pandangannya diarahkan ke lembah di sekelilingnya, mengharapkan kemungkinan ada orang di sana. Akan tetapi, ternyata tidak ada.

Dia pun turun dari bukit itu lalu melewati lembah dan kemudian sampai ke bukit Marwah. Dia sekali lagi berdiri di atas bukit Marwah itu dan memandang di sekelilingnya, turut mengharapkan kemungkinan ada manusia di sana. Tetapi, ternyata tidak ada juga. Dia melakukan hal yang demikian itu sehingga tujuh kali.

Ketika berada di atas bukit Marwah, Hajar terdengar akan suatu suara, dia berkata kepada dirinya sendiri, "Diam!" Setelah diperhatikannya ternyata memang benar dia mendengar suara. Kemudian, dia pun berkata, "Aku telah mendengar, apakah di sana ada pertolongan?"

Tiba-tiba dia melihat Malaikat Jibril yang sedang mengais tanah dengan kakinya (atau dengan sayapnya, sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang lain), kemudian memukulkan kakinya di atasnya. Maka keluarlah darinya pancaran air.

Hajar pun bergegas mengambil dan menampung air tersebut. Diceduknya air itu dengan tangannya dan memasukkannya ke dalam tempat air. Setelah diceduk, air itu semakin memancar. Dia pun minum air tersebut dan memberikan kepada putranya, Ismail. Lalu Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Jangan takut terlantar. Sesungguhnya, di sinilah Baitullah yang akan dibangun oleh anak ini (Ismail) bersama ayahnya. Dan sesungguhnya, Allah tidak akan menelantarkan hambanya."

Kedudukan telaga Zam Zam

Namun begitu, ada pendapat mengatakan bahawa air zam zam itu terpancar dari hentakan kaki Nabi Ismail. Pendapat lain juga menyatakan bahawa Hajar ternampak Malaikat Jibril di samping anaknya, Ismail. Malaikat Jibril itu pun menggali tanah dengan tumit atau sayapnya sehingga terpancarlah air iaitu air Zam Zam.

Beberapa ketika kemudian, datanglah orang-orang dari kabilah Jurhum turun di lembah Mekah. Mereka turun apabila terlihat burung -burung yang berputar-putar. Mereka berkata,"Burung ini berputar-putar di sekitar air. Kami yakin di lembah ini ada air," lalu mereka mengirim utusan, dan ternyata benar mereka mendapatkan air. Utusan itupun kembali dan memberitahukan kepada orang-orang yang mengutusnya tentang adanya air. Merekapun kemudian mendatanginya, dan meminta izin dari Ummu Ismail, bahawa mereka akan singgah ke sana. Ummu Ismail pun mempersilakan dengan syarat, bahawa mereka tidak berhak memiliki (sumber) air tersebut, dan kabilah Jurhum inipun setuju.

Bukit Safa kini

Bukit Marwah kini

Jemaah haji mengerjakan ibadah Saie antara bukit Safa dan Marwah


Penemuan Kembali Air Zam Zam

Ketika Abdul Muthalib sedang tidur di Hijr Ismail, dia mendengar suatu suara yang menyuruhnya menggali tanah.

"Galilah thayyibah (yang baik)!"

"Yang baik yang mana?" tanyanya.

Esoknya, ketika tidur di tempat yang sama, dia mendengar lagi suara yang sama, menyuruhnya menggali barrah (yang baik)?"

Dia bertanya, "Benda yang baik yang mana?" Lalu dia pergi.

Keesokan harinya, ketika tidur di tempat yang sama di Hijr Ismail, dia mendengar lagi suara yang sama, menyuruhnya menggali madhmunah (sesuatu yang berharga).

Dia bertanya," Benda yang baik yang mana?"

Akhirnya pada hari yang keempat dikatakan kepadanya : "Galilah Zam Zam!"

Dia bertanya,"Apa itu Zam Zam?"

Dia mendapat jawapan : "Air yang tidak kering dan tidak meluap, yang dengannya engkau memberi minum para haji. Dia terletak di antara tahi binatang dan darah.
Berada di patukan gagak yang hitam, berada di sarang semut".

Sesaat Abdul Muthalib bingung dengan tempatnya tersebut, sampai akhirnya ada kejelasan dengan melihat kejadian yang diisyaratkan kepadanya. Kemudian dia pun bergegas menggalinya.

Orang-orang Quraisy bertanya kepadanya,"Apa yang engkau kerjakan, hai Abdul Muthalib?

Dia menjawab,"Aku diperintahkan menggali Zam Zam," sampai akhirnya dia dan anaknya, Harits mendapatkan apa yang diisyaratkan dalam mimpinya, menggali kembali sumur Zam Zam yang telah lama dikubur dengan sengaja oleh suku Jurhum, tatkala mereka terusir dari kota Mekah.

Kelebihan Air Zam Zam

Telaga Zam Zam suatu ketika dahulu

Banyak kelebihan yang terdapat pada air Zam Zam, sebagaimana disebutkan di dalam hadis-hadis Rasulullah SAW, antara kelebihan itu:


Ada keberkatan padanya, boleh mengenyangkan seperti makanan dan sebagai penawar penyakit. Disebutkan dalam hadis Abu Dzar Radhiallahu ‘anhu, bahawa Rasulullah SAW bersabda tentang air Zam Zam:

"Sesungguhnya air Zam Zam itu penuh berkat, sesungguhnya ia makanan yang mengenyangkan." Dan Abu Daud Ath-Thayalisi menambah dalam musnadnya: "Dan penyembuh penyakit."

(Hadis riwayat Muslim)

Perihal air Zam Zam menjadi penawar penyakit itu, banyak disebut mengenainya, antaranya:

"Daripada Abu Jamrah Adh-Dhuba‘ie katanya: "Aku duduk bersama Ibnu ‘Abbas di Mekah, lalu aku terkena demam panas. Berkata Ibnu ‘Abbas: "Dinginkanlah panasmu itu dengan air Zam Zam, sesungguhnya Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Demam panas itu daripada bahang neraka jahannam, maka dinginkanlah ia dengan air, (atau sabda Baginda: "Dengan air Zam Zam" , si Hammam syak).

(Hadis riwayat Al-Bukhari)

Teknologi kini memudahkan orang ramai mendapatkan air Zam Zam

Ibnu Taimiyyah berkata,

”Seseorang disunnahkan untuk meminum air Zam Zam sampai benar-benar kenyang, dan berdoa ketika meminumnya dengan doa-doa yang dikehendakinya. Tidak disunnahkan mandi dengannya (menggunakan air Zam Zam)."

Dari Ibnu 'Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda :

"Air Zam Zam sesuai dengan niat ketika meminumnya. Bila engkau meminumnya untuk ubat, semoga Allah menyembuhkanmu. Bila engkau meminumnya untuk menghilangkan dahaga, semoga Allah menghilangkannya. Air Zam Zam adalah galian Jibril, dan curahan minum dari Allah kepada Ismail."

Dari Abi Thufail, dari Ibnu Abbas ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda,

”Kami menyebut air Zam-Zam dengan syuba'ah (yang mengenyangkan). Dan kami juga mendapatkan, air Zam-Zam adalah sebaik-baik pertolongan (kebutuhan atas kemiskinanan)". [HR Tabrani]

"Dari Usamah, bahawasanya Rasulullah meminta untuk didatangkan segantang air Zam-Zam, kemudian beliau meminumnya dan berwudhu dengannya" [HR Ahmad]

"Disebutkan dalam Silsilah Shahihah, adalah Rasululllah membawa air Zam-Zam di dalam kantung-kantung air (yang dibuat dari kulit). Beliau menuangkan dan membasuhkannya kepada orang yang sedang sakit".

Tatkala Jibril memukul Zam Zam dengan tumit kakinya, Ummi Ismail segera mengumpulkan luapan air. Nabi berkata,"Semoga Allah merahmati Hajar dan Ummu Ismail. Andai ia membiarkannya, maka akan menjadi mata air yang menggenangi (seluruh permukaan tanah)."

"Dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Sebaik-baik air yang terdapat di muka bumi adalah Zam Zam. Di dalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit."

Abu Dzar al Ghifari berkata,"Selama 30 hari, aku tidak mempunyai makanan kecuali air Zam Zam. Aku menjadi gemuk dan lemak perutku menjadi sirna. Aku tidak mendapatkan dalam hatiku kelemahan lapar."

"Dari Hammam, dari Abi Jamrah ad-Duba`i, ia berkata : "Aku duduk bersama Ibnu 'Abbas di Mekkah, tatkala demam menyerangku. Ibnu 'Abbas mengatakan, dinginkanlah dengan air Zam-Zam, karena Rasulullah mengatakan, sesungguhnya demam adalah dari panas Neraka Jahannam, maka dinginkanlah dengan air atau air Zam Zam."

Dari 'Aisyah, ia membawa air Zam-Zam. Ia mengkhabarkan, sesungguhnya dahulu Rasulullah membawanya (sebagai bekal).

Ibnul Qayyim berkata,"Aku dan selain diriku telah mengalami perkara yang ajaib tatkala berubat dengan air Zam Zam. Dengan izin Allah, aku telah sembuh dari beberapa penyakit yang menimpaku. Aku juga menyaksikan seseorang yang telah menjadikan air Zam Zam sebagai makanan selama beberapa hari, sekitar setengah bulan atau lebih. Ia tidak mendapatkan rasa lapar, ia melaksanakan tawaf sebagaimana manusia yang lain. Ia telah memberitahukan kepadaku bahawa, ia terkadang seperti itu selama empat puluh hari. Ia juga mempunyai kekuatan untuk berjima', berpuasa dan melaksanakan tawaf ".

Beliau rahimahullah berkata,"Ketika berada di Mekah, aku mengalami sakit dan tidak ada tabib dan ubat (yang dapat menyembuhkannya). Akupun mengubatinya dengan meminum air Zam Zam dan membacakan atasnya berulangkali (dengan al Fatihah), kemudian aku meminumnya. Aku mendapatkan kesembuhan yang sempurna. Aku pun menjadikannya untuk bersandar ketika mengalami rasa sakit, aku benar-benar banyak mengambil manfaat darinya."

Molekul Air Zam Zam
Begitulah kelebihan dan khasiat air Zam Zam yang disebutkan di dalam beberapa hadis. Kajian oleh para ilmuan kini juga telah membuktikan bahawa air Zam Zam adalah air yang paling baik dan mampu mengubati pelbagai penyakit.

Kemudahan air Zam Zam yang disediakan di sekitar kawasan Masjidil Haram

Sumber: 


0 komen: